Minggu, 13 Januari 2013

kenangan masa sekolah


Kenangan Masa Sekolah Dasar

Masa sekolah dasar merupakan masa yang sangat berkesan untuk semua orang. Masa dimana kita menjadi seorang anak kecil yang lugu, polos, dan sama-sekali belum mengetahui betapa kejamnya dunia ini…

Baiklah, kita mulai sekarang. Saya merupakan alumni dari sebuah sekolah dasar yang terletak di SD negeri 3 kec dolok panribuan kab.simalungun. Dan syukurlah, 6 tahun saya habiskan di sana tanpa pindah-pindah sekolah.
Dulu, sekolah ini menjadi SD favorit di kalangan keluarga saya  walaupun jarak sekolah ini 3.5 km dari rumah saya dan mulai kakak saya yg ke dua sampai adik saya tamat dari sekolah ini sebenarnya sekolah ada yang dekat dari rumah istilahnya kalau haus atau lapar bisa lari sebentar kerumah tapi tetap memilih sekolah yg jaraknya yang lumayan jauh, mungkin pertimbangannya tentang disiplin dan kwalitas. Dan  sepertinya, sekarang  juga masih menjadi yang terfavorit di wilayah itu. Areanya lumayan luas, teduh, dan asri bahkan satu komplek sekolah itu ada 4 sekolah dasar sehingga setiap upacara hari senin selalu di satukan dan petugas upacara gentian setiap upacara tetapi hari senin sampai sabtu di depan bangunan sekolahnya masing-masing untuk senam/skj.

1.      1. Guru pavorit

Bicara mengenai guru favorit, sepertinya ada 2 : Ibu br.situmorang  (wali kelas pas kelas 2) dan Ibu br.sinaga (wali kelas pas kelas 6). Beliau berdua merupakan sosok seorang guru yang sangat saya senangi. Banyak sekali ilmu yang saya dapat pas SD dari mereka. 

2.      2.. Guru killer
Hmm, satu guru yang saya tidak sukai pas SD : Saya tidak sebut nama karena menyangkut privacy. Memang sich sebenarnya dia baik dan harus disiplin tapi yang membuat saya kecewa dan sedikit benci saat itu aku di tuduh mengambil duit temanku sendiri padahal teman yang lain yg membuat aku lebih kesal lagi orang tua saya dan ibu ini gak sengaja ketemu di pasar dan memberitahukan hal yang tidak benar itu kan jadinya orang tua saya kecewa kepada saya.

3.   3.    Teman bolos
Pertanyaan  ini sebetulnya gak perlu aku jawab karena aku tergolong murid yang patuh pada Tata Tertib Sekolah. Untuk terlambat masuk saja saya tidak berani, apalagi harus membolos tapi setiap hari sabtu ada kerja bakti dimana lapangan sekolah itu rumput maklum saat itu sekolah belum mempunyai pelayan atau pembersih sekolah jadi dalam dua minggu saja rumput tidak di potong sudah tinggi dan juga ada dampaknya kalau jam pelajaran olah raga terganggu jadi kesempatan itu terkadang teman saya ajak ke belakang gedung sekolah inpres ada kebun dan di situlah kami main kalau di kebun itu ada buah jambu atau nangka kami mencoba mengambilnya tampa sepengetahuan si pemilik kebun.
4.      Teman berantam
Dari kecil, fisik saya memang sedikit lemah dan pemalu sehingga teman sekelas terkadang suka iseng dan ngerjain saya salah satunya waktu proses belajar suka coretin buku saya yang sedang aku kerjakan sehingga sering mengulangi dari awal lagi.

5. Jajanan Makanan/Minuman Favorit
Makanan favorit saya yaitu : lontong sayur yang dijual perpiring kecil 100 rupiah dan itupun bukan tiap hari karena orang tua hanya memberikan uang jajan setiap hari rabu saja karena setiap hari itulah pasar di kampung itu. Oh ya satu hal yang tidak bias aku lupakan kalau sudah waktunya pasar bau harum masakan sangat mengundang lapar yang dating dari pasar maklum pasar dengan gedung sekolah itu hampir satu dingding dan kebetulan rumah makan nasi goreng, mie goreng atau apalah sangat dekat dengan gedung yang kami pake belajar.

7. Sepatu Favorit
Dari awal masuk SD sampai SMP, keluarga kami hanya memberikan sepatu yang standar saja yang penting warna hitam layak dan bisa di pake untuk sekolah.

8. Tas Favorit
Enam tahun saya di bangku sekolah dasar tidak pernah orang tua saya memberikan tas maklum saat itu masih jarang memakai tas termasuk teman-teman saya. Adapun saya pernah pakai bekas dari teman itupun model yang pakai di sebual flim judulnya lupus. Jadi kalau saya ingat kalau hujan turun pas di perjalan pulang atau pergi selalu buku saya basah dan sering harus ganti buku apalagi zaman itu buku saya kelas 1-2 hanya buku yang hanya 12 lembar setelah kelas 3-6 baru buku yang isi 32 lembar.

Kamis, 10 Januari 2013

Seputar tata pernikahan adat batak

SEPUTAR TATA PERNIKAHAN ADAT BATAK

Untuk membantu mengerti sedikit mengenai tata cata pernikahan adat, dan atas ide dari salah satu clent kami, maka dalam dokumentasi video, kami memberikan subtitle dalam setiap event adat pesta batak yang kami liput.
Tujuannya untuk membantu para client kami sedikit lebih mengerti mengenai pernikahan adat batak yang mereka jalani, bukan cuma untuk membantu mengerti adat batak saja, kami juga memberikan video yang artistik, touching, modern. ringkas, padat dan menarik.

Berikut sedikit ulasan mengenai urut-urutan pra sampai pasca pernikahan adat Na Gok :
1. Mangarisika..
Adalah kunjungan utusan pria yang tidak resmi ke tempat wanita dalam rangka penjajakan. Jika pintu terbuka untuk mengadakan peminangan maka pihak orang tua pria memberikan tanda mau (tanda holong dan pihak wanita memberi tanda mata). Jenis barang-barang pemberian itu dapat berupa kain, cincin emas, dan lain-lain.
2. Marhori-hori Dinding/marhusip..
Pembicaraan antara kedua belah pihak yang melamar dan yang dilamar, terbatas dalam hubungan kerabat terdekat dan belum diketahui oleh umum.
3. Marhata Sinamot..
Pihak kerabat pria (dalam jumlah yang terbatas) datang oada kerabat wanita untuk melakukan marhata sinamot, membicarakan masalah uang jujur (tuhor).
4. Pudun Sauta..
Pihak kerabat pria tanpa hula-hula mengantarkan wadah sumpit berisi nasi dan lauk pauknya (ternak yang sudah disembelih) yang diterima oleh pihak parboru dan setelah makan bersama dilanjutkan dengan pembagian Jambar Juhut (daging) kepada anggota kerabat, yang terdiri dari :
  • Kerabat marga ibu (hula-hula)
  • Kerabat marga ayah (dongan tubu)
  • Anggota marga menantu (boru)
  • Pengetuai (orang-orang tua)/pariban
  • Diakhir kegiatan Pudun Saut maka pihak keluarga wanita dan pria bersepakat menentukan waktu Martumpol dan Pamasu-masuon.
5. Martumpol (baca : martuppol)
Penanda-tanganan persetujuan pernikahan oleh orang tua kedua belah pihak atas rencana perkawinan anak-anak mereka dihadapan pejabat gereja. Tata cara Partumpolon dilaksanakan oleh pejabat gereja sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Tindak lanjut Partumpolon adalah pejabat gereja mewartakan rencana pernikahan dari kedua mempelai melalui warta jemaat, yang di HKBP disebut dengan Tingting (baca : tikting). Tingting ini harus dilakukan dua kali hari minggu berturut-turut. Apabila setelah dua kali tingting tidak ada gugatan dari pihak lain baru dapat dilanjutkan dengan pemberkatan nikah (pamasu-masuon).
6. Martonggo Raja atau Maria Raja.
Adalah suatu kegiatan pra pesta/acara yang bersifat seremonial yang mutlak diselenggarakan oleh penyelenggara pesta/acara yang bertujuan untuk :
Mempersiapkan kepentingan pesta/acara yang bersifat teknis dan non teknis
Pemberitahuan pada masyarakat bahwa pada waktu yang telah ditentukan ada pesta/acara pernikahan dan berkenaan dengan itu agar pihak lain tidak mengadakan pesta/acara dalam waktu yang bersamaan.
Memohon izin pada masyarakat sekitar terutama dongan sahuta atau penggunaan fasilitas umum pada pesta yang telah direncanakan.
7. Manjalo Pasu-pasu Parbagason (Pemberkatan Pernikahan)
Pengesahan pernikahan kedua mempelai menurut tatacara gereja (pemberkatan pernikahan oleh pejabat gereja). Setelah pemberkatan pernikahan selesai maka kedua mempelai sudah sah sebagai suami-istri menurut gereja. Setelah selesai seluruh acara pamasu-masuon, kedua belah pihak yang turut serta dalam acara pamasu-masuon maupun yang tidak pergi menuju tempat kediaman orang tua/kerabat orang tua wanita untuk mengadakan pesta unjuk. Pesta unjuk oleh kerabat pria disebut Pesta Mangalap parumaen (baca : parmaen)
8. Pesta Unjuk (lihat detail)
Suatu acara perayaan yang bersifat sukacita atas pernikahan putra dan putri. Ciri pesta sukacita ialah berbagi jambar :
  • Jambar yang dibagi-bagikan untuk kerabat parboru adalah jambar juhut (daging) dan jambar uang (tuhor ni boru) dibagi menurut peraturan.
  • Jambar yang dibagi-bagikan bagi kerabat paranak adalah dengke (baca : dekke) dan ulos yang dibagi menurut peraturan. Pesta Unjuk ini diakhiri dengan membawa pulang pengantin ke rumah paranak.
9. Mangihut di ampang (dialap jual)
Yaitu mempelai wanita dibawa ke tempat mempelai pria yang dielu-elukan kerabat pria dengan mengiringi jual berisi makanan bertutup ulos yang disediakan oleh pihak kerabat pria.
10. Ditaruhon Jual.
Jika pesta untuk pernikahan itu dilakukan di rumah mempelai pria, maka mempelai wanita dibolehkan pulang ke tempat orang tuanya untuk kemudian diantar lagi oleh para namborunya ke tempat namborunya. Dalam hal ini paranak wajib memberikan upa manaru (upah mengantar), sedang dalam dialap jual upa manaru tidak dikenal.
11. Paranak makan bersama di tempat kediaman si Pria  (Daulat ni si Panganon)
  • Setibanya pengantin wanita beserta rombongan di rumah pengantin pria, maka diadakanlah acara makan bersama dengan seluruh undangan yang masih berkenan ikut ke rumah pengantin pria.
  • Makanan yang dimakan adalah makanan yang dibawa oleh pihak parboru
12. Paulak Unea..
  • Setelah satu, tiga, lima atau tujuh hari si wanita tinggal bersama dengan suaminya, maka paranak, minimum pengantin pria bersama istrinya pergi ke rumah mertuanya untuk menyatakan terima kasih atas berjalannya acara pernikahan dengan baik, terutama keadaan baik pengantin wanita pada masa gadisnya (acara ini lebih bersifat aspek hukum berkaitan dengan kesucian si wanita sampai ia masuk di dalam pernikahan).
  • Setelah selesai acara paulak une, paranak kembali ke kampung halamannya/rumahnya dan selanjutnya memulai hidup baru.
13. Manjahea.
Setelah beberapa lama pengantin pria dan wanita menjalani hidup berumah tangga (kalau pria tersebut bukan anak bungsu), maka ia akan dipajae, yaitu dipisah rumah (tempat tinggal) dan mata pencarian.
14. Maningkir Tangga (baca : manikkir tangga)
Beberapa lama setelah pengantin pria dan wanita berumah tangga terutama setelah berdiri sendiri (rumah dan mata pencariannya telah dipisah dari orang tua si laki-laki) maka datanglah berkunjung parboru kepada paranak dengan maksud maningkir tangga (yang dimaksud dengan tangga disini adalah rumah tangga pengantin baru). Dalam kunjungan ini parboru juga membawa makanan (nasi dan lauk pauk, dengke sitio tio dan dengke simundur-mundur)
Disadur dari http://rapolo.wordpress.com/2007/12/19/tata-cara-dan-urutan-pernikahan-adat-na-gok/


Urutan ACARA PESTA ADAT PERNIKAHAN BATAK
- MARSIBUHA BUHAI
Pagi hari sebelum dimulai pemberkatan/catatan sipil/pesta adat, acara dimulai dengan penjemputan mempelai wanita di rumah disertai dengan makan pagi bersama dan berdoa untuk kelangsungan pesta pernikahan,
biasanya disini ada penyerahan bunga oleh mempelai pria dan pemasangan bunga oleh mempelai wanita dilanjutkan dengan penyerahan Tudu-tudu Ni Sipanganon dan Menyerahkan dengke lalu makan bersama, selanjutmya berangkat menuju gereja untuk pemberkatan
.

BEBERAPA Pengertian POKOK DALAM ADAT PERKAWINAN

  1. Suhut , kedua pihak yang punya hajatan
  2. Parboru, orang tua  pengenten perempuan=Bona ni haushuton
  3. Paranak, orang tua  pengenten Pria= Suhut Bolon.
  4. Suhut Bolahan amak : Suhut yang menjadi tuan rumah dimana acara adat di selenggrakan.
  5. Suhut naniambangan, suhut yang datang
  6. Hula-hula, saudara laki-laki dari isteri masing-masing suhut
  7. Dongan Tubu, semua saudara laki masing-masing suhut ( Tobing dan Batubara).
  8. Boru, semua yang isterinya semarga dengan marga kedua suhut ( boru Tobing dan boru Batubara).
  9. Dongan sahuta, arti harafiah “teman sekampung” semua yang tinggal dalam huta/kampung komunitas (daerah tertentu)  yang sama paradaton/solupnya.
  10. Ale-ale, sahabat yang diundang bukan berdasarkan garis persaudaraan (kekerabatan atau silsilah) .
  11. Uduran, rombongan masing-masing suhut, maupun rombongan masing-masing hula-hulanya.
  12. Raja Parhata (RP), Protokol (PR) atau Juru Bicara (JB) masing-masing suhut, juru bicara yang ditetapkan masing-masng pihak
  13. Namargoar, Tanda Makanan Adat , bagian-bagian tubuh hewan yang dipotong yang menandakan makanan adat itu adalah dari satu hewan (lembu/kerbau) yang utuh, yang nantinya dibagikan.
  14. Jambar, namargoar yang  dibagikan kepada yang berhak, sebagai legitimasi dan fungsi keberadaannya dalan acara adat itu.
  15. Dalihan Na Tolu (DNT), terjemahan harafiah”Tungku Nan Tiga” satu sistim kekerabatan dan way of life masyarakat Adat Batak
  16. Solup, takaran beras dari bambu yang dipakai sebagai analogi paradaton, yang bermakna dihuta imana acara adat batak diadakan solup/paradaton dari huta itulah yang dipakai sebagai rujukan, atau disebut dengan hukum tradisi “sidapot solup do na ro

PROSESI MASUK TEMPAT  ACARA ADAT
(Contoh Acara di Tempat Perempuan)
  • Raja Parhata/Protokol Pihak Perempuan= PRW
  • Raja Parhata/Protokol Pihak Laki-laki    =  PRP
  • Suhut Pihak Wanita = SW
  • Suhut Pihak Pria       = SP
  1. PRW meminta semua dongan tubu/semaraganya bersiap untuk menyambut dan menerima kedatangan rombongan hula-hula dan tulang
  2. PRW memberi tahu kepada Hula-hula, bahwa SP sudah siap menyambut dan menerima kedatangan Hula-hula
  3. Setelah hula-hula mengatakan mereka sudah siap untuk masuk, PRW mempersilakan masuk dengan menyebut satu persatu, hula-hula dan tulangnya secara berurutan sesuai urutan rombongan masuk nanti: dimulai dar Hula-hula Simorangkir
  1. 1. Hula-hula, ……
    2. Tulang, …….
    3. Bona Tulang, …..
    4. Tulang Rorobot, …..
    5. Bonaniari, ……
    6. Hula-hula namarhahamaranggi:
        - a …
        - b….   
        - c….
        - dst
    7.Hula-hula anak manjae, … dengan permintaan agara mereka bersam-sama    masuk dan menyerahkan pengaturan selanjutnya kepada hula-hula    Simorangkir
  2. PR Hulahula, menyampaikan kepada rombongan hula-hula dan tulang yang sudah disebutkan PRW pada III , bahwa SW sudah siap menerima kedatangan rombongan hula-hula dan tulang dengan permintaan agar uduran Hula-hula dan Tulang memasuki tempat acara , secara  bersama-sama.
    Untuk itu diatur urut-urutan uduran (rombongan) hula-hula dan tulang yang akan memasuki ruangan. Uduran yang pertama adalah Hula-hula,……, diikuti TULANG …….sesuai urut-urutan yang disebut kan PRW pada (3).
  3. MENERIMA KEDATANGAN SUHUT PARANAK (SP).
    Setelah seluruh rombongan hula-hula dan tulang dari SW duduk (acara 4), rombongan Paranak/SP dipersilakan memasuki ruangan.
    PRW, memberitahu bahwa tempat untuk SP dan uduran/rombongannya sudah disediakan dan SW sudah siap menerima kedatangan mereka beserta Hula-hula , Tulang SP dan uduran/rombongannya


  4. PRP menyampaikan kepada dongan tubu Batubara, bahwa sudah ada permintaan dari Tobing agar mereka memasuki ruangan.
    Kepada hula-hula dan tulang (disebutkan satu perasatu) yaitu:
    1.   Hula-hula, ….
    2.   Tulang, …..
    3.   Bona Tulang, ….
    4.   Tulang Rorobot, …..
    5.   Bonaniari , …..
    6.   Hula-hula namarhaha-marnggi:
               -  a…….
               -  b …….
               -  c…….
               -  dst
    7.   Hula-hula anak manjae…..
                     
    PRP memohon, sesuai permintaan hula-hula SW agar mereka masuk bersama-sama dengan SP. Untuk itu tatacara dan urutan memasuki ruangan diatur, pertama adalah Uduran/rombongan SP& Borunya, disusul Hula-hula….., Tulang…..dan seterusnya sesuai urut-urutan yang telah dibacakan PR Batubara (Dibacakan sekali lagi kalau sudah mulai masuk).

MENYERAHKAN TANDA MAKANAN ADAT.
(Tudu-tudu Ni Sipanganon)
Tanda makanan adat yang pokok adalah: kepala utuh, leher (tanggalan), rusuk melingkar (somba-somba) , pangkal paha (soit), punggung dengan ekor (upasira), hati dan jantung ditempatkan dalam baskom/ember besar.
Tanda makanan adat diserahkan SP beserta Isteri didampingi saudara yang lain dipandu PRP, diserahkan kepada SW dengan bahasa adat, yang intinya menunjukkan kerendahan hati dengan mengatakan walaupun makanan yang dibawa itu sedikit/ala kadarnya  semoga ia tetap membawa manfaat dan berkat jasmani dan rohani hula-hula SW dan semua yang menyantap nya, sambil menyebut bahasa adat : Sitiktikma si gompa, golang golang pangarahutna, tung so sadia (otik) pe naung pinatupa i, sai godangma pinasuna.

MENYERAHKAN DENGKE/IKAN OLEH SW
Aslinya ikan yang diberikan adalah jenis “ihan” atau ikan Batak, sejenis ikan yang hanya hidup di Danau Toba dan sungai Asahan bagian hulu dan rasanya memang manis dan khas. Ikan ini mempunyai sifat hidup di air yang jernih (tio) dan kalau berenang/berjalan selalu beriringan (mudur-udur) , karena itu disebut ; dengke sitio-tio, dengke si mudur-udur (ikan yang hidup jernih dan selalu beriringan/berjalan beriringan bersama)
Simbol inilah yang menjadi harapan kepada penganeten dan keluarganya yaitu seia sekata beriringan dan murah rejeki (tio pancarian dohot pangomoan).
Tetapi sekarang ihan sudah sangat sulit didapat, dan jenis ikan mas sudah biasa digunakan. Ikan Masa ini  dimasak khasa Batak yang disebut “naniarsik” ikan yang dimasak (direbus) dengan bumbu tertentu sampai airnya berkurang pada kadar tertentu dan bumbunya sudah meresap kedalam daging ikan itu.
       
MAKAN BERSAMA
Sebelum bersantap makan, terlebih dahulu berdoa dari suhut Pria (SP) , karena pada dasarnya SP yang membawa makanan itu walaupun acara adatnya di tempat SW.
Untuk kata pengantar makan, PRP menyampaikan satu uppasa (ungkapan adat) dalam bahasa Batak seperti waktu menyerahakan tanda makanan adat:
Sitiktikma si gompa, golang golang pangarahutna
Tung, sosadiape napinatupa on, sai godangma pinasuna.
    
Ungkapan ini menggambarkan kerendahan hati yang memebawa makanan (Batubara), dengan  mengatakan walaupun makanan yang dihidangkan tidak seberapa (pada hal hewan yang diptong yang menjadi santapan adalah hewan lembu atau kerbau yang utuh), tetapi mengharapkan agar semua dapat menikmatinya serta membawa berkat.
Kemudian PRP mempersilakan bersantap

MEMBAGI JAMBAR/TANDA MAKANAN ADAT

Biasanya sebelum jambar dibagi, terlebih dahulu dirundingkan bagian-bagian mana yang diberikan SW kepada SP. Tetapi, yang dianut dalam acara adat yaitu Solup Batam, yang disebut dengan “JAMBAR MANGIHUT”dimana jambar sudah dibicarakan sebelumnya dan dalam acara adatnya (unjuk) SW tinggal memberikan bagian jambar untuk SP sebagai ulu ni dengke mulak. Selanjutnya masing masing suhut membagikannya kepada masing-masing  fungsi dari pihaknya masing-masing saat makan sampai selesai dibagikan

MANAJALO TUMPAK (SUMBANGAN TANDA KASIH)
Arti harafiah tumpak adalah sumbangan bentuk uang, tetapi  melihat keberadaan masing-masing dalam acara adat mungkin istilah yang lebih tepat adalah tanda kasih. Yang memberikan tumpak adalah undangan SUHUT PRIA, yang diantarkan ketempat SUHUT duduk dengan memasukkannya dalam baskom yang disediakan/ ditempatkan dihadapan SUHUT, sambil menyalami pengenten dan SUHUT.

Setelah selesai santap makan, PRP meminta ijin kepada PRW agar mereke diberi waktu untuk menerima para undangan mereka untuk mengantarkan tumpak (tanda kasih)
Setelah PRW mempersilakan, PRP menyampai kan kepada dongan tubu, boru/bere dan undangannya bahwa  SP sudah siap menerima kedatangan mereka untuk mengantar tumpak.
etelah selesai PRP mengucapkan terima kasih atas pemberian tanda kasih dari para undangannya
      
ACARA PERCAKAPAN ADAT
MEMPERSIAPKAN PERCAKAPAN

  1. RPW menanyakan Batubara apakah sudah siap memulai percakapan, yang dijawab oleh SP, mereka sudah siap
  2. Masing-masing PRW dan PRP menyampaikan kepada pihaknya dan hula-hula serta tulangnya bahwa percakapan adat akan dimulai, dan memohon kepada hula-hulanya agar berkenan memberi nasehat kepada mereka dalam percakapan adat nanti
MEMULAI PERCAKAPAN (PINGGAN PANUNGKUNAN) .
Pinggan Panungkunan, adalah piring yang didalamnya ada beras, sirih, sepotong daging (tanggo-tanggo) dan uang 4 lembar. Piring dengan isinya ini adalah sarana dan simbol untuk memulai percakapan adat.
  • PRP meminta seorang borunya mengantar Pinggan Panungkunan itu kepada PRW
  • PRW,  menyampaikan telah menerima Pinggan Panungkunan dengan menjelaskan apa arti semua isi yang ada dalam beras itu. Kemudian PRW mengambil 3 lembar uang itu, dan kemudian meminta salah seorang borunya untuk mengantar piring itu kembali kepada PRP
  • PRW membuka percakapan dengan memulainya dengan penjelasan makna dari tiap isi  pinggan panungkunan (beras, sirih, daging dan uang), kemudian menanyakan kepada Batubara makna tanda dan makanan adat yang sudah dibawa dan dihidangkan oleh pihak Batubara.
  • Akhir dari pembukaan percakapan ini, keluarga Batubara mengatakan bahwa makanan dan minuman pertanda pengucapan syukur karena berada dalam keadaan sehat, dan tujuan Batubara  adalah menyerahkan kekurangan sinamot , dilanjutkan adat yang terkait dengan pernikahan anak mereka

PENYERAHAN PANGGOHI/KEKURANGAN SINAMOT
  1. Dalam percakapan selanjutnya, setelah PRW meminta PRP menguraikan apa/berapa yang mau mereka serahkan , PRP  memberi tahukan kekurangan sinamot yang akan mereka serahkan adalah sebsar Rp…Juta, menggenapi seluruh sinamot Rp….Juta. (Pada waktu acara Pudun Saut, Batubara sudah menyerahkan Rp 15 juta sebagai bohi sinamot (mendahulukan sebagian penyerahan sinamot di acara adat na gok).
  2. Sebelum PR TOBING mengiakan lebih dulu RP TOBING meminta nasehat dari Hula-hula dan pendapat dari boru Tobing
  3. Sesudah diiakan oleh PR TOBING, selanjutnya penyerahan kekurangan sinamot kepada suhut Tobing oleh Batubara.

PENYERAHAN PANANDAION.
Tujuan acara ini memperkenalkan keluarga pihak perempuan agar keluarga pihak pria mengenal siapa saja kerabat pihak perempuan sambil memberikan uang kepada yang bersangkutan
            
Secara simbolis, yang diberikan langsung hanya kepada 4 orang saja, yang disebut dengan patodoan atau “suhi ampang na opat”  ( 4 kaki dudukan/pemikul  bakul)  yang merupakan symbol pilar jadinya acara adat itu. Dengan demikian biarpun hanya yang empat itu yang dikenal/menerima langsung, sudah mewakili menerima semuanya. (Mungkin dapat dianalogikan dengan pemberian tanda penghargaan massal kepada pegawai PNS yang diwakili 4 orang, masing-masing 1 orang dari tiap golngan I sampai golongan IV)
 
Kepada yang lain diberikan dalam satu envelope saja yang nanti akan dibagikan Tobing kepada yang bersangkutan.      

PENYERAHAN TINTIN MARANGKUP
    
Diberikan kepada tulang /paman penganten pria (saudara laki ibu   penganten pria). Yang menyerahkan adalah orang tua penganten perempuan berupa uang dari bagian sinamot itu

Secara tradisi penganten pria mengambil boru tulangnya untuk isterinya, sehingga yang menerima sinamot seharusnya tulangnya                     
Dengan diterimanya sebagian sinamot itu oleh Tulang Pengenten Pria yang disebut titin marangkup, maka Tulang Pria mengaku penganten wanita, isteri ponakannya ini, sudah dianggapnya sebagai boru/putrinya sendiri walaupun itu boru dari marga lain.                      
                  
PEMBERIAN ULOS oleh Pihak Perempuan.
Dalam Adat Batak tradisi lama atau religi lama, ulos merupakan sarana penting bagi hula-hula, untuk menyatakan atau menyalurkan sahala atau berkatnya kepada borunya, disamping ikan, beras dan kata-kata berkat. Pada waktu pembuatannya ulos dianggap sudah mempunyai “kuasa”. Karena itu,   pemberian ulos, baik yang memberi maupun yang menerimanya  tidak sembarang orang , harus mempunyai alur tertentu, antara lain adalah dari Hula-hula kepada borunya, orang tua kepada anank-anaknya. Dengan pemahaman iman yang dianut sekarang, ulos tidak mempunyai nilai magis lagi sehingga ia sebagai simbol dalam pelaksaan acara adat.
Ujung dari ulos selalu banyak rambunya sehingga disebut “ulos siganjang/sigodang rambu”(Rambu, benang di ujung ulos yang dibiarkan terurai)

Pemberian Ulos sesuai maknanya adalah sebagai  berikut:
Ulos Namarhadohoan

No     Uraian Yang Menerima             Keterangan    
A       Kepada Paranak  
         1.     Pasamot/Pansamot          Orang tua pengenten pria      
         2.     Hela                                  Pengenten     
B       Partodoan/Suhi Ampang Naopat          
         1.     Pamarai                             Kakak/Adek dari ayah pengenten pria   
         2.     Simanggokkon                   Kakak/Adek dari pengenten pria
         3.     Namborunya                      Saudra perempuan  dari ayah pengenten pria    
         4.     Sihunti Ampang                 Kakak/Adek perempuan dari  pengenten pria     
Ulos Kepada Pengenten
No      Uraian Yang Mangulosi    
A       Dari Parboru/Partodoan       
         1.     Pamarai 1 lembar, wajib Kakak/Adek dari ayah pengenten wanita 
         2.     Simandokkon  Kakak/Adek laki-laki dari pengenten wanita    
         3.     Namborunya (Parorot)  Iboto dari  ayah pengenten wanita     
         4.     Pariban   Kakak/Adek dari  pengenten wanita     
B       Hula-hula dan Tulang Parboru          
         1.     Hula-hula       1 lembar, wajib
         2.     Tulang  1 lembar, wajib
         3.     Bona Tulang     1 lembar, wajib
         4.     Tulang Rorobot  1 lembar, tidak wajib 
C       Hula-hula dan Tulang Paranak          
         1.     Hula-hula       1 lembar, wajib
         2.     Tulang  1 lembar, wajib
         3.     Bona Tulang     1 lembar, wajib
         4.     Tulang Rorobot  1 lembar, tidak wajib 

MANGUNJUNGI ULAON (Menyimpulkan Acara Adat)
  1. Manggabei (kata-kata doa dan restu) dari pihak SW Berupa kata-kata pengucapan syukur kepada Tuhan bahwa acara adat sudah terselenggara dengan baik:
      a.    Ucapan terima kasih kepada dongan tubu dan hula-hulanya
      b.    Permintaan kepada Tuhan agar rumah tangga yang baru diberkati          demikian juga orang tua pengenten dan saudara Batubara yang          lainnya
  2. Mangampu (ucapan terima kasih) dari pihak SP
    Ucapan terima kasih kepada semua pihak baik kepada hula-hula SW maupun kepada SP atas terselenggaranya acara adat nagok ini.

  3. Mangolopkon (Mengamenkan) oleh Tua-tua/yang dituakan di Kampung itu

    Kedua suhut Tobing dan Batubara, menyediakan piring yang diisi beras dan uang  ( biasanya ratusan lembar pecahan Rp1.000 yang baru) kemudian diserahkan kepada Rja Huta yang mau mangolopkon Raja Huta berdiri sambil mengangkat piring yang berisi beras dan uang olop-olop itu. Dengan  terlebih dahulu menyampaikan kata-kata ucapan Puji Syukur kepada Tuhan Karen kasih-Nya cara adat rampung dalam suasan dami (sonang so haribo-riboan) serta restu dan harapan kemudian  diahiri , dengan mengucapkan : olop olop, olop olop, olop olop sambil menabur kan beras keatas dan kemudian membagikan uang olop-olop itu.

  4. itutup dengan doa  / ucapan syukur
    Akhirnya acara adat ditutup dengan doa oleh Hamba Tuhan.Sesudah amin, sam-sam mengucapkan: horas ! horas  ! horas !

  5. Bersalaman untuk pulang,, suhut na niambangan  Batubara menyalami Suhut Tobing

CATATAN:
Sekarang ini ada yang melaksanakan acara paulak une dan maningkir tangga langsung setelah acara adat ditempat acara adat dilakukan, yang mereka namakan “Ulaon Sadari”

Dokumentasi upacara adat batak

Pemberkatan
Kedua mempelai saling suap makanan
foto kedua mempelai
acara manortor


foto bersama orang tua salah satu mempelai

kedua mempelai





Pesparawi Kabupaten Simalungun 2012

Pesparawi Kabupaten Simalungun 2012

Pesparawi adalah singkatan dari Pesta Paduan Suara Gerejawi yang rutin dilakukan setiap tahunnya bagi umat beragama Kristen. Pesparawi dimulai dari tingkat Kabupaten, dan kemudian Juara pertama tiap lomba tingkat Kabupaten akan dikirim untuk mengikuti Pesparawi tingkat Provinsi. Pemenang di tingkat Provinsi akan dikirimkan mengikuti Pesparawi tingkat Nasional.

Pesparawi tingkat Kabupaten di Simalungun diadakan tanggal 30 November 2012 bertempat di Pematang Raya. Pusat acara diadakan di aula SMA Plus Partuha Maujana Simalungun. Lomba yang dipertandingkan di acara Pesparawi Simalungun adalah:
  1. Lomba paduan suara tingkat anak-anak dan dewasa
  2. Lomba vocal group tingkat remaja
  3. Lomba Cerdas Cermat Alkitab (CCA) tingkat anak-anak, remaja, dan dewasa
Acara dimulai kira-kira pukul 08.30 WIB yang dibuka dengan acara kebaktian bersama di aula dan lapangan aula SMA Plus Raya. Thema yang diangkat dalam acara Pesparawi tahun ini adalah "Biarlah yang bernafas memuji Dia (Mazmur 150 : 6)" dan sub thema "Melalui semangat Pesparawi, kita tingkatkan kasih dalam kebersamaan mewujudkan perubahan menuju masyarakat Kabupaten Simalungun yang makmur perekonomian, adil, nyaman, taqwa, aman, dan berbudaya".
Setelah kebaktian selesai, acara dilanjutkan dengan  kata-kata sambutan. Bupati Simalungun Dr. JR Saragih, SH, MM dalam sambutannya mengatakan bahwa tujuan Pesparawi bukanlah kejuaraan dan piala, melainkan untuk memuji Tuhan dan ajang silaturahmi. Bupati Simalungun juga menjanjikan hadiah pembinaan sebesar Rp. 5.000.000,- bagi kontingan juara terakhir yang tujuannya untuk memotivasi supaya kecamatan tersebut lebih bersemangat dalam kegiatan Gerejawi.
Acara ini jika dihadiri kontingen dari seluruh kecamatan di Simalungun, maka keseluruhan kontingen ada 31 kecamatan yaitu: Kecamatan Bandar, Bandar Huluan, Bandar Masilam, Bosar Maligas, Dolok Batu Nanggar, Dolok Panribuan, Dolok Pardamean, Dolok Silau, Girsang Sipangan Bolon, Gunung Malela, Gunung Maligas, Haranggaol Horison, Hatonduhan, Huta Bayu Raja, Jawa Maraja Bah Jambi, Jorlang Hataran, Panei, Panombeian Panei, Pematang Bandar, Pematang Sidamanik, Pematang Silima Huta, Purba, Raya, Raya Kahean, Siantar, Sidamanik, Silimakuta, Silou Kahean, Tanah Jawa, Tapian Dolok, dan Ujung Padang.
Dari Kecamatan Girsang Sipangan Bolon yang dipimpin oleh camat Drs. Ojahan Nainggolan dikirimkan kontingen berjumlah kurang lebih 100 orang untuk mengikuti semua pertandingan. Jumat pagi seluruh peserta berkumpul di kantor camat Girsang Sipangan Bolon untuk berdoa bersama untuk berangkat secara bersama-sama menuju Pematang Raya.
Disetiap perlombaan kalah menang adalah hal biasa, yang terpenting adalah ikut berpartisipasi. Walaupun seluruh peserta kontingen Girsang Sipangan Bolon sudah berusaha semaksimal mungkin, namun hasil yang dicapai hanya bisa mengantarkan paduan suara dewasa mendapatkan juara harapan tiga. Semoga tahun-tahun mendatang dapat meningkat kembali. (Foto-foto dalam artikel ini adalah beberapa foto peserta Pesparawi Kecamatan Girsang Sipangan Bolon)

Puisi Tentang Ayah

Untukmu Ayahku
Puisi Ayah karya Dina Sekar Ayu

Di keheningan malam..
Datang secercah harapan...
Untuk menyambut jiwamu datang...
Sebercik harapan agar kau kembali pulang..
Hanya sepenggal kata bijak yang bisa kutanamkan...
Duduk sedeku, tangan meminta, mulut bergoyang, jatuh air mata...
Tapi apalah daya..
Semua harapan hilanglah sirna..
Karena kau telah tiada..
Ayahku tercinta..


Aku merindukanmu Ayah
Puisi Ayah karya Umii Kulsum

Ayah..
Kini ku rasakan hidup tanpamu
Aku sepi hidup tanpa mu
Namun ini harus ku jalani
Walau terasa sangat berat ku jalani

Ayah...
Terima kasih atas semuanya
Semua kasih sayang yang kau curahkan
Semua pengorbanan yang kau lakukan

Ayah...
Kini aku merindukanmu
Merindukan saat-saat bersamamu
Merindukan kasih sayang darimu

Ayah...
Ingin rasanya aku berjumpa denganmu
Walau hanya dalam mimpiku
Walau hanya memandang wajahmu

Saat ku butuh ayah
Saat ku rindu ayah
Hanya selembar foto peninggalmu
Yang dapat mengobati rasa rinduku

Tuhan..
Sungguh aku tak pernah rela kehilangan dia
Namun aku sadar semua ini milikimu
Dan akan kembali kepadamu

Tuhan...
Jagalah dia selalu
Bahagiakan dia di sisimu
Karena dia adalah ayah terbaikku

Selamat jalan ayah
Semoga engkau bahagia di sisi-Nya
Semoga kita dapat berkumpul lagi di dalam surga-Nya
Nantilah aku ayah...

Aku sangat merindukanmu ayah...


Segurat Bayangan Tua
Puisi Ayah karya Fatkuryati

Teduhnya sore ini hampir menampakkan kemuning senjanya,,
mengaburkan lamunan yang sesekali menciptakan kebisuan,,
ada segurat bayangan tua dibenakku,
mengintaiku seolah ingin menghancurkan puing-puing lamunan itu,,
sebuah bayangan klise tersenyum dengan kerut di pipinya,,
0h Tuhan,,
senyum itu adalah senyum yang dulu biasa ku lihat setiap saat,,
senyum yang slalu bisa ku miliki,,
dan senyum dari seseorang yang selalu mampu buat hati ini bergetar..

ayah,,
aku tau,, kau datang untuk menjengukku...
Memastikan keadaanqu..
Meskipun hadirmu hanya dalam bentuk klise,,
tapi aqu tetap merasa kau nyata...


Hilangmu,, Piluku
Puisi Ayah karya Fatkuryati

Seandainya,,,
Matahari itu adalah rasa intimku dengan ayah
Aku tak tahu bagaimana menghadirkan kembali matahari itu
Satu-satunya matahari yang terbit kemarin
telah ditelan garhana berkepanjangan
Apakah ini cemburu,,,???
Entahlah,, aku tak tahu....
Aku hanya merasakan rasa memilikiku terusik oleh seseorang
yang seharusnya tak boleh mengganggu keintimanku dengan ayah
Tapi,, aku tak bisa mencegahnya
Sorot langkahnya begitu yakin untuk mengambil ayah dari pelukanku....
Jika memang aku harus membiarkanmu hilang,,
Tak apa...
Piluku kini mungkin akan sirna nanti..

Puisi-Puisi

Rindu Kampung Halaman

Tanahku tempat aku dilahirkan
Dikelilingi ladang dan bukit
Takkan kubiarkan tangan jahil merusakmu
Tuhan sekalipun andai kuberkuasa

Tanahku tumpah darahku
Disana tuhan menitipkan aku
Andai kelak kujadi seorang pemimpin
Kanku tata rupamu agar indah dipandang

Tanahku tempat aku berdiam
Tumpuan pijakan
Bagiku kau anugerah terindah
Dimana selalu menanti derap kakiku berganti melangkah

Tak ada kata yang terlintas
Selain pujian pada pencipta
Hingga menjadi sandaran setia
Menjadi saksi bisu
Menyaksikan kisah hidupku

tarombo


 Toga Sinaga

Seperti dipercaya bahwa cikal bakal suku batak berasal dari sianjur mula-mula dipusuk buhit di jajaran 
pegunungan bukit barisan yang memeluk danau toba nan indah yaitu si raja batak berasal.

Ibu si raja batak adalah si boru deak parujar yang diperintahkan dewa tertinggi Debata mulajadi nabolon turun ke bumi.

Si raja batak mempunyai dua orang putera yaitu:
1. Guru Tatea Bulan
2. Raja Isombaon

Guru Tatea Bula dengan istrinya Si Boru Baso Burning mempunyai lima orang putera:
1. Raja Biak-biak
2. Tuan Saribu Raja
3. Limbong Mulana
4. Sagala Raja
5. Malau Raja

Dan empat orang puteri:
1. si Boru Pareme
2. Si Boru Antting Sabungan
3. Si Boru Biding Laut
4. Si Boru Nan tinjo

Sedaang raja Isumbaon mempunyai tiga orang Putera:
1. Tuan Sorimangaraja
2. Raja Asi-asi
3. Sangkar Somarlindong

semua keturunan si Raja Batak dapat di bagi kedalam dua golongan besar yaitu turunan Guru Tatea Bulan atau golongan Bulan (kelompok pemberi puteri=pangalapan boru hula-hula) dan keturunan Raja Isumbaon atau golongan Matahari kelompok Boru karena Tuan Sorimangaraja mempersunting dua orang puteri Guru Tatea Bulan

Kedua golongan ini yaitu golongan Bulan dan Matahari digambarkan didalam bendera Batak (bendera Sisingamangara) dengan gambar bulan dan matahari.

Kepada kedua Puteranya Si Raja Batak mewariskan masing-masig satu set buku. Kepada Guru Tatea Bulan Si Raja Batak mewariskaan surat Agong yang berisikan ilmu kedatuan (hadatuan), ilmu kewiraan (Habeguan), ilmu silat(Parmonsahon), ilmu kesaktian(Pangaliluan)

sedangkan kepada Si Raja Isombaon Si Raja Batak Mewariskan Surat Tombaga Holing berisikan ilmu Ketatanegaraan (ruhut-ruhut ni harajaon), Hukum peradilan ( Parahuman), ilmu pertanian (Parhaumaon, ilmu perekonomian & Perniagaan (pertiga-tigaan), seni ukir (panggorgaon.

Putera Sulung Tatea Bulan Si Raja Biak-Biak pergi meninggalkan tanah kelahiranya Si Anjur Mula-mula menuju Tanah Aceh Sehingga didak diketahui keturunannya. Dari putera kedua yaitu Tuan Saribu Raja, Guru Tatea Bulan memperoleh dua orang cucu yaitu:
1. Si Raja Lontung: hasil perkawinannya dengan Boru Pareme
2. Si Raja Bor-bor: hasil perkawinannya denga Nai Mangiring Laut

selanjutnya si Raja Lontung mempunyai tuuh orang putera:
1.Toga Sinaga
1.Toga Situmorang
3.Toga Pandiangan
4.Toga Nainggolan
5.Toga Simatupang
6. Toga Aritonang
&.Toga Siregar

Dan puteranya yang kawin dengan marga Sihombing dan Simamora. Putera Pertama Si Raja Lontung yaitu Sinaga mempunyai 3 orang putera:
1.Si Raja Bonor
2.Si RAja Ompu Ratus
Si Raja Uruk

Dan masing-masing puteranya ini mempunyai 3 putera orang:
1.Raja Pande
2.Tiang Nitanga
3 Suhut Ni Huta

Si Raja Ompu Ratus Berputera:
1.siratus
2.Sitinggi
3.Siongko

Si Raja Uruk berputera:
1.Sihatahutan
2.Sibarita
3.Datuhurung

Salah satu keturunan Toga Sinaga yang terkenal adalah Ompu Palti Raja Keturunan SI Raja Bonor.
dari ketiga Putera Toga Sinaga dan sembilan cucunya maka dikenallah Toga sinaga dengan Sebutan : SITOLU OMPU SI SIA AMA.




SITOLU OMPU SI SIA AMA

Seiring dengan berlalunya waktu, keturunan Toga Sinaga kemudian menyebar ke Desa na ualu dari si Anjur mula-mula kedelapan penjuru angin.

Di pulau samosir keturunan Toga Sinaga berdiam di Palioi, Huta Toguan, Urat dan lain-lain. ke selatan turunannya meyeberang Danau Toba berdiam di Balige dan Humbang.

Di daerah Pangaribuan di mana terdapat tempat bernama Lumban Sinaga Ompu Palti Raja pernah menunjukkan kesaktiannya dan terkenal dengan " Batu Sobongnya"

Selanjutnya melalui Tarutung , Turunan Toga Sinaga menyusuri sungai Surulla sampai ke Sipirok dan Angkola.

Ke Barat mendaki pegunungan Bukit Barisan sampai ke tanah Dairi, Pakpak. Di daerah Pakpak berdiam marga Banjerang dari marga Simanjorang keturunan Sinaga Uruk. Dari tanah Dairi kemudian turun ke Sibolga, ke Barus, dan Kelasan.

Ke Utara malalui Tongging, Haranggaol menyebarangi tao Silaahi, keturunan Toga Sinaga sampai ke tanah Karo dan terus ke tanah Alas Gayo.

Di tanah Karo kemudian beasimilasi dengan marga-marga yang ada di sana dan akhirnya menjadi cabang dari marga induk yaitu marga Parangin-angin yang terdiri dari marga-marga :

1. Banjerang (dari Simanjorang)
2. Sinurat (dari kata sian Urat)
3. Bangun
4. Namoaji
5. Sukatendel
6. Kutabulluh
7. Singarimbun
U. Uwir
9. Sebayag
10.Pencawan
11.Perbesi
12.Mano
13.Ulujandi
14.Panggarus
15.Laksa
16.Keliat
17.Kecinabun
18.Pinem

Di antar marga-marga ini beberapa diantaranya sudah saling kawin seperti Sebayang dengan marga-marga lainya dalam marga induk

Di tanah Alas Gayo keturunan Toga Sinaga pun terdapat disanan dikenal dengan belah Sinago artinya marga Sinaga sebab marga dalam bahasa alas Gayo adalah belah.

Ke Timur turunan Toga Sinaga Melalui Toga Ras, Parapat, dan desa-desa di seanjang pesisir tepian Danau Toba naik sampai ke tanah Simalungun. Di tanah Simalungun turunan Toga Sinaga bahkan menjadi salah satu Raja di antara Raja Berempat yaitu:

- Raja Sinaga berpusat di Pematang Tanah Jawa
- Raja Purba berpusat di Pematang Purba
- Raja Saragih berpusat di Pematang Raya
- Raja Damanik berpusat di Pematang Siantar

Di tanah Simalungun tediri dari :

1. Sinaga Sipayung
2. Sinaga Sihaloho
3. Sinaga Sitepu
4. Sinaga Dadihoyong

Kenapa dapat terbagi demikian ?
Konon karena empatmarga yang di akui di Tanah Simalungun sesuai dengan marga Raja berempat yang berkuasa, maka setiap marga kecuai dari empat marga tersebut, yang datang dari Bona Pasogit di Pulau Samosir harus mengakui menjadi marga dari salah satu yang berkuasa tersebut.

Demikianlah turunan Silahi Sambungan masuk ke dalam narga Sinag sehingga timbul marga Sinaga Haloho dan seterusnya.

Melalui Tanah Jawa dan menyusuri Sungai Asahan turunan marga Sinag sampai kepesisir timur pantai Pulau Sumatera di Selat Malaka, di daerah Asahan dan Batubara. Di daerah pesisir ini yang terdiri dari lima suku dan dikepalai eorang Datuk yaitu:

Lima laras, Tanah Datar, Pesisir, LIma Puluh, dan Bona turunan Toga Sinaga pun dengan kepintaran beradaptasi dalam kebiasaan maupun agama, banyak yang menjadi tingkat (kepala kampung) sehingga di kenal pepatah

Bukan Kapak Sembarang Kapak
Kapak Untuk Pembekah Kayu
Bukan Batak Sembarang Batak
Batak Sudah Menjadi Melayu

Demikianlah Turunan Toga Sinaga menyebar kemana angin berhembus, dari Sumatera, Indonesia sampai ke Manca Negara.

Dengan kemahirannya beradaptasi dan berasimilasi serta keluhuran budi dan sufat kepemimpinan. Jadilah turunannya terpandang di banyak bidang.

Rabu, 09 Januari 2013

profil


profil
Saya pantas bersyukur kepada Tuhan atas karyaNyalah saya ada di dunia ini juga terima kasih saya kepada Ibu saya yangsudah mengandung saya selama sembilan bulan hingga aku lahir tepatnya 14 Juli 1977 malam hari. di beri nama John Ferry Sinaga. Orang tua dan keluarga besar panggil saya FERRY, tetapi teman-teman di luar mereka panggil JOHN. dan aku suka kedua panggilan itu. Kalau di tanya dengan makna dari nama saya. John: orang yang percaya kepada Tuhan. Ferry: ini saya kurang pasti aku tahu tapi orang tua saya bilang dokter yang menolong ibu waktu saya lahir namanya ferry Sihombing mungkin orang tua saya terinsfirasi dengan dokter tersebut, juga ingin aku kelak jadi dokter tapi realyta tidak hehehe.....Sedikit cerita tentang makna nama ini, waktu kecil saya hingga SD (Sekolah Dasar) aku sering menangis gara-gara saudara dan sepupu sepermainan aku mengejek aku katanya aku dibeli dari kel.Sihombing, jadi saya merasa bukan anak kandung orang tua saya tetapi itu semua tidak benar. Setelah orang tua saya menjelaskan aku paham, teryata pada zaman aku lahir masih jarang seorang dokter membantu proses persalinan apalagi di kampung seperti kampung saya. jadi saat itu karna begitu besar anggaran untuk membayar jasa dokter tersebut aku jadi di bilang dibeli hehehe.....


 tempat lahir desa siatasan

Siatasan salah satu desa di kecamatan dolok panribuan kabupaten simalungun propinsi sumatera utara. jalan parapat menuju pematang siantar kita melewati persimpangan masuk ke desa ini percisnya tiga dolok. untuk menuju ke desa ini jarak tempuh 3.5 km dari persimpangan dan jumlah penduduk desa ini kira-kira 400 kepala rumah tangga dan juga mempunyai ada berapa dusun nyaitu nagadolok, sahitnihuta, lumban gorat dan pardamaran. Sebelum terjadi otonomi daerah desa ini masih salah satu dusun namanya dusun IV siatasan. Setelah kira-kira tahun 2006 berubahlah menjadi sebuah desa dengan nama desa nagori siatasan . menurut sejarah atau cerita orang tua nama siatasan mempunyai arti. SIA dan TASAN kata SIA : Sembilan (dal bahasa batak toba) dan TASAN: Tanjakan. jadi jika di simpulkan siatasan yang berarti sembilan tanjakan. memang benar untuk memasuki desa ini harus melewati sembilan tanjakan .

 

tentang saya

To make sure my family love,... always love my children,... family is my treasure,... my parents love me because they exist in this world...My ideal small body < hehe pd abis >,... a little arrogant,... a little envious,... a little smarter,... a little socilly vibrant,... like the set... a bove all because the work of God and God is the source of my strenght.